MATA PELAJARAN UNTUK SISWA SISWI PKL
A. Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang
tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
1. Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
2. Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
3. Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
4. Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
Tujuan pembelajaran ini untuk siswa siswi di sekolah dan di prakerin/ magang/ pkl.
1. Membantu menyusun proyek pada KKN
PPL/Prakerin PKL.
2. Menciptakan inovasi di sekolah.
3. Dapat memanage proyek/perusahaan.
4. Mampu mengimplemementasikan.
5. Mengembangkan lembaga yang dipimpin.
6. Taknis memilih proyek yg layak dijalankan.
7. Memotivasi karyawan.
Yang diharap kan dari mata pembelajaran ini
1. Ingin tahu macam-macam proyek dan
perbedaannya.
2. Pining tahu time management.
3. Bagaimana melaksanakan proyek.
4. Cara membuat proyek.
5. Menggarap proyek.
6. Bagaimana menyusun anggaran proyek.
7. Bagaimana memilih proyek yg baik.
Apa itu proyek?
Konsepsi proyek
Kegiatan proyek adalah Suatu paket /rangkaian kegiatan, yg dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan untuk mencapai sasaran tertentu
(yang telah digariskan dengan jelas).
Perbedaan proyek dengan program?
Perbedaannya pada kurun waktu pelaksanaan dan besarnya sumber daya yang diperlukan.
1. Program memiliki skala kegiatan yg lebih besar dari pada proyek.
2. Program (deretan kegiatannya) dpt dipecah menjadi proyek.
3. Persamaannya: Isi dari Program & Proyek adalah Kegiatan yg dilakukan untuk mencapai tujuan ttt.
Struktur organisasi
PROGRAM
|
PROYEK
KEGIATAN = Pekerjaan yg dilakukan untuk mencapai tujuan.
B. Organizing (pengorganisasian)
Organization (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atau suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi.
Dalam proses menejemen, organisasi berfungsi untuk
1. menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
2. Membantu pimpinannya dalam menggerkan fungsi fungsi manajemen
3. memperstukan pikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada didalam kordinasinya.
dalam fungsi organisasi, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme
1. Koordinasi vertikal ( menggunakan fungsi komando)
2. koordinasi horizontal ( menggambarkan kordinasi satu lavel)
3. koordinasi diagonal ( menggambarkan interaksi berbeda level tapi diluar dungsi komando)
KOORDINASI VERTIKAL DAN BERSIFAT HIRARKI
1. Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material
Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment
Superintendant.
2. Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer
atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
KOORDINASI HORIZONTAL DAN BERSIFAT SATU LAVEL
1. Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan
Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
2. Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality
Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.
KOORDINASI DIAGONAL
Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi
horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja
Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer
merupakan koordinasi vertikal.
C. Actuating (penggerakan)
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan
orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan
yang telah ditetapkan di dalam planning.
Pada tahap ini diperlukan
kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan;
mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota
kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi
dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang
dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:
1. Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa
keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
2. Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan
mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya,
hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
3. Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan
dilaksanakan oleh pegawainya
4. Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan
dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat
difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
5. Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan,
sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat
bekerja yang diikutinya.
6. Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami
dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
7. Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya
semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa
memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
8. Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau
orang lain menjadi naik emosinya.
9. Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga
tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
10. Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun
haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D. CONTROLING (PENGONTROLAN)
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan
konstruksinya dilakukan oleh kontraktor.
Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang)
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site
Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction
Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf
sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality
assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
direncanakan dapat dipenuhi.
Kegiatan ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam
artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan
controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer.
Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan
supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
1. Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang ,
peralatan, bahan) Prosedur dan cara kerjanya Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
2. Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagaI faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Comments